Bahasa Thailand Selatan
Diantara Bahasa Thailand, Melayu dan Dialeg Melayu Kelantan
Mohamad Idrak Olii / Omy
5/13/20232 min read
Bagi sebagian orang, Thailand adalah surganya para wisatawan yang datang dari mancanegara, berbagai hiburan malam, pesta, festival dan budaya Thailand menarik dan menjadi sumber perhatian dunia, tapi itu semua adalah suasana di Thailand Ibu Kota (Bangkok) dan sebagian Thailand bagian utara, lalu bagaimana dengan Thailand Selatan? Tahukah kalian kalau Thailand selatan adalah wilayah dengan mayoritas Muslim berbangsa Melayu? Wilayah Thailand Selatan sendiri terdiri dari 14 Provinsi diantaranya adalah Song Kla, Pattani, Yala dan Narathiwat.
Perjalanan hidup membuat saya harus tinggal dan menghabiskan waktu di Thailand Selatan, tepatnya wilayah Narathiwat. Thailand bagian selatan sendiri berpenduduk mayoritas Muslim dengan sebagian besar adalah bangsa Melayu, cukup unik dan terpisah dari suasana meriah wilayah Utara. Pertama kali tiba di sini saya membayangkan bahwa akan berada di wilayah yang benar-benar berbeda, karena saya datang tanpa pengetahuan yang cukup dalam berbahasa Thailand, pikir saya waktu itu adalah “asal ada google translate, amanlah situasi…!”, kemampuan saya berbahasa Inggris dan bahasa Melayu memang cukup baik, tapi siapa sangka ternyata takdir meminta saya untuk meng-explore daerah Thailand Selatan.
Semua kekhawatiran itu luruh karena ternyata sebagian besar penduduk di Thailand Selatan berbahasa Melayu Kelantan, dialek yang cukup berbeda dengan Melayu secara umum yang digunakan luas di Kuala Lumpur dsk. Dialek Kelantan cukup unik karena menggunakan bahasa Melayu tetapi menyesuaikan beberapa bahasa sesuai dengan bahasa lokal, contoh: semua akhiran ‘n/ng’ akan hilang dan digantikan dengan ‘e’, seperti depan=depe, belakang=belake, ikan=ike, dll. Alhamdulillah, pikirku tidak perlu belajar Bahasa Thailand dengan segera karena masyarakat disini bisa berbahasa Melayu yang artinya banyak kemiripan dengan bahasa Indonesia.
Lalu bagaimana dengan Bahasa Thailand, tentu saja masyarakat di sini pun menggunakan Bahasa Thailand, daerah ini adalah salah satu daerah yang dwi-bahasa/bilingual, dalam kehidupan sehari-hari mereka menggunakan bahasa Melayu Pattani/Selatan, tetapi dalam kehidupan formal seperti di sekolah, di kantor pemerintahan, dalam acara formal, mereka menggunakan bahasa Thailand. Mirip seperti Indonesia yang juga menggunakan bahasa suku dalam kehidupan sehari-hari, tetapi menggunakan bahasa Indonesia dalam suasana yang lebih formal.
Mengapa bisa daerah ini menggunakan dua bahasa itu terkait dengan sejarah, hal ini akan saya uraikan dalam tulisan lain, tapi secara garis besar bahwa masyarakat di Thailand Selatan memang dominan bersuku Melayu, ini juga karena Thailand Selatan terletak berbatasan dengan Malaysia. Maka pengaruh dari Melayu masih sangat melekat di kehidupan masyarakat di sini.
Bahasa adalah cara kita menjelaskan maksud dan tujuan, untuk itu bagi para traveler keterbatasan bahasa tidak pernah menjadi masalah untuk meng-explore wilayah atau daerah baru, selalu saja ada bahasa universal yang dimengerti oleh semua manusia, yaitu ketulusan, senyuman dan ke rendah hatian, memiliki ini adalah modal besar untuk bisa hidup sebagai traveler, trust me..!